Konsep dan Kata


Nurul Asia

Dalam pembahasan ontologi filsafat, hal mendasar yang harus kita ketahui adalah mengenai Konsep dan Kata, karena ketika kita salah dalam menempatkan konsep dan kata, bisa mengakibatkan adanya kerancuan-kerancuan dalam pembahasan-pembahasan yang selanjutnya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, pembahasan yang akan saya sampaikan adalah “Konsep dan Kata”.
1.      Konsep
Konsep adalah hasil penalaran kita berdasarkan hubungan kita dengan alam eksternal. Pertanyaannya adalah Apakah yang kita konsepsi adalah alam eksternal yang kita saksikan tersebut atau ada sesuatu dibaliknya?
Hal terpenting yang harus kita ketahui disini adalah bahwa konsep terbagi atas konsep mahiyah, filsafat, dan logika.
Perbedaan-perbedaan dalam konsepsi bisa terjadi karena perbedaan esensialnya, bisa juga terjadi karena perbedaan cara benak kita dalam memahami konsep-konsep itu. Sebagai contoh bahwa konsep universal tidak bisa kita gunakan untuk memahami maujud-maujud yang ada di alam eksternal karena adanya perbedaan sifat. Dengan kata lain bahwa alam eksternal adalah alam yang beragam/particular/individual. Begitu juga sebaliknya, konsep mahiyah tidak bisa kita gunakan untuk memahami hal-hal yang sifatnya universal.
Konsep universal yang bisa kita sifati di alam adalah konsep mahiyah (batasan-batasan) dan konsep filsafat (pola-pola keberadaan). Konsep mahiyah mengacu pada batasan-batasan maujud, sedangkan konsep filsafat bergantung pada akal.
Dalam konsep mahiyah, segala sesuatu dilihat secara terpisah dan tidak mungkin sifat yang berlawanan menyatu disatu tempat yang sama dalam waktu yang bersamaan, contohnya tidak mungkin sesuatu itu hitam sekaligus putih.
Sedangkan dalam konsep filsafat, sifat yang berlawanan bisa saja terkandung dalam sesuatu tapi bukan berarti kontradiksi, contohnya nasi ada diatas meja mengandung sebab dan juga sekaligus akibat di dalamnya.
Sama halnya dengan beragamnya keadaan kesadaran dan pengetahuan huduri kita tidak menunjukkan keragaman diri dan kesadaran kita. Contohnya, kita bisa saja merasakan marah, senang, sedih, jengkel, dll tapi bukan berarti diri kita beragam.
2.      Kata
Seperti kita ketahui bahwa hal mendasar dari pemikiran adalah konsep. Akan tetapi kita juga perlu tahu bahwa komunikasi dan pemahaman pemikiran terjadi lewat kata. Maksudnya adalah bahwa apapun yang kita konsepsi, tidak akan pernah terpahami di alam luaran jika bukan melalui kata. Orang-orang mungkin saja menduga-duga tentang konsepsi kita, tapi itu tidak bisa dijadikan patokan.
Sebagaimana konsep adalah cermin dari realitas eksternal, seperti itu pula kata adalah cermin dari apa yang kita konsepsi. Mungkin benar bahwa kata tidak mampu menjelaskan semua yang kita konsepsi, sebagaimana konsepsi kita terhadap sesuatu pastilah tidak sama dengan sesuatu itu sendiri. Akan tetapi apa yang kita katakan, pastilah tidak bertentangan dengan apa yang kita konsepsi, sebagaimana konsepsi kita pasti berasal dari realitas eksternal yang kita saksikan.
Betapa pentingnya kata ini karena dapat memberikan efek di alam eksternal, sehingga kita harus sangat berhati-hati dalam berkata. Kita harus melalui setiap tahap-tahapnya dengan baik. Tahap yang saya maksud disini adalah penalaran dan konsepsi. Ketika kata terucap terlalu cepat tanpa melalui proses penalaran dan konsepsi, maka berpotensi melahirkan kerancuan dan persoalan-persoalan di alam eksternal.
Hal penting yang juga harus diperhatikan dalam kata adalah bahwa ada banyak kata yang mengandung ekuivokal (Satu kata tapi memiliki banyak makna). Bayangkan betapa rumitnya kehidupan ini ketika kita salah dalam menangkap makna kata. Respon kita terhadap kata, sangat bergantung pada makna yang kita tangkap dari kata teresebut. Olehnya itu, ketika kita berkata-kata, kita harus benar-benar memperjelas maknanya, sama halnya ketika kita akan merespon kata, kita juga harus benar-benar memastikan maknanya dari sang penutur. Betapa banyak kerancuan yang terjadi hanya karena adanya kesalahan-kesalahan dalam menangkap makna.
3.      Kesimpulan
Sebagai kesimpulan dalam pembahasan saya kali ini adalah bahwa, dalam konsep ada dua hal yang perlu diperhatikan, diantaranya:
a.       Kita harus memahami ciri khas setiap konsep yang ada (mahiyah, filsafat, dan logika)
b.      Kita harus berhati-hati dalam menempatkan contoh pada konsep, dan juga konsep pada contohnya
Dalam kata juga ada dua yang perlu menjadi perhatian kita agar tidak terjadi kerancuan-kerancuan, diantaranya:
a.       Ada kata yang memiliki beberapa makna sehingga kita harus benar-benar memperjelas makna setiap kata yang kita keluarkan
b.      Kita harus mampu membedakan mana prinsip-prinsip kata, dan mana yang termasuk makna
Yang terakhir yang perlu saya sampaikan adalah bahwa kata yang terbaik itu berasal dari konsepsi yang sempurna, dan konsepsi yang sempuna itu berasal dari sumber primer yang benar-benar objektif dan bukan semata-mata tendesi rasa tanpa realitas.
Marilah kita semua menjadi orang-orang yang indah dalam setiap tutur katanya serta bertanggung jawab terhadap semua yang telah dikatakan.

Wallahu A’lam bi Sawab
Allahumma Sholli Ala Sayyidina Muhammad wa ala Ali Sayyidina Muhammad

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Konsep Wujud Substantif dan Kopulatif

MASJID JERRAE SEBAGAI SALAH SATU MASJID TERTUA DI KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

SEKSUALITAS DALAM MAZHAB REALIS