Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2013

Konsep ekonomi berbasis kerakyatan

Konsep ekonomi berbasis kerakyatan adalah alternatif yang paling sesuai dengan negara-negara yang mayoritasya islam tapi mengakui banyak agama seperti di Indonesia. Setidaknya, begitulah pandangan penulis. Kebiasaan masyarakat indonesia yang suka bekerjasama dan pekerja keras sangat sesuai dengan sistem ekonomi alternatif ini. Dalam konsep ekonomi berbasis kerakyatan yang penulis tawarkan adalah bagaimana menjadikan masyarakat sebagai suprastruktur dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Dimana ekonomi rakyat sendiri adalah sebagai kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh rakyat kebanyakan (Popular) yang secara swadaya mengelola sumber daya ekonomi apa saja yang dapat diusahakan dan diakuinya, termasuk dalam kategori Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang meliputi sector pertanian, peternakan, kerajinan, makanan untuk memenuhi kebutuhan dasar tanpa mengorbankan kepentingan masyarakat lainnya. Masyarakat harus menjadi penopang perekonomian negara, bukan justru mejadi beban sebuah neg

Kenapa banyak laki-laki menolak Poligami?

Jika skema poligami itu berlangsung, maka akan ada short supply  (kelangkaan pasokan) perempuan bagi pihak laki-laki. Tiga perempun diperebutkan oleh lima laki-laki. Jika semakin banyak laki-laki yang berpoligami, maka semakin sedikit pula supply perempuan yang tersisa. Sehingga persaingan dari laki-laki yang ada untuk memperebutkan perempuan yang tersisa akan semakin gila-gilaan pula. Dan ini sungguh akan membuat stres pihak laki-laki dengan hasil akhir yang tetap sama: pada akhirnya pasti menyisakan laki-laki yang  tidak bisa menikah sama sekali. Karena itulah, pengambil kebijakan yang kebanyakan laki-laki justru punya alasan kuat untuk melarang poligami...